16 November 2004

Poskotis (Pos Komando Taktis)

Memang yang namanya badan sosial itu selalu berhubungan dengan orang banyak....

JZ 09 EJY, Bang EnjoyJZ 09 DSX
+ : "JZ 09 DSX, JZ 09 EJY 10 - 25.... JZ 09 DSX, JZ 09 EJY 10 - 25..."
- : "JZ 09 EJY, JZ 09 DSX nyahut!! Ada apa bang...?"
+ : "Gini, hari Jum'at sekitar jam 2 an besok bisa jaga Poskotis nggak?"
- : "Poskotis mana bang?"
+ : "Ya, yang di bawah jembatan Slipi?"
- : "Sama siapa bang?"
+ : "Sama saya, berdua aja. Bisa nggak?"
- : "Oh..., bisa bang. Jam 2 an ya, oke deh...."

Sudah menjadi rutinitas tahunan menjelang Lebaran, bahwa anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) membantu aparat kepolisian untuk berjaga - jaga di setiap poskotis yang didirikan. Dan tahun ini, mau tidak mau saya juga terlibat di dalamnya.

Poskotis Slipi
Aktivitas yang dilakukan tidak banyak, hanya melaporkan ke RAPI Wilayah setiap kejadian penting, misalnya kecelakaan, kepadatan lalin, kriminal, dll. Dan RAPI wilayah, akan melakukan koordinasi dengan Polres setempat.

Jum'at itu, sekitar jam 2 an, saya sudah berada di poskotis yang dimaksud. Peralatan yang saya bawa hanya HT, mengingat bahwa frekuensi wilayah mempunyai fasilitas pancar ulang (repeater) sehingga hanya menggunakan HT sudah cukup. Pada kesempatan itu, saya juga sempat berbincang - bincang dengan seorang perwira polisi mengenai kesibukannya menjelang Lebaran.

Kolong JembatanPerempatan Slipi - Palmerah - Petamburan
Duduk, di bawah jembatan dekat dengan lalu lintas sangatlah tidak menyenangkan. Di mana bisingnya suara knalpot kendaraan yang lewat, dan udara yang dihirup sangatlah tidak mengenakkan. Sempat terlontar pertanyaan kepada perwira polisi tersebut, "Pak, setiap bulan ada pemeriksaaan kesehatan di kepolisian gak pak?" Polisi tersebut hanya menggelengkan kepala. Betapa suatu pekerjaan yang sangat tidak nyaman pikirku, namun apa boleh buat?

10 November 2004

Bandung Surga Belanja

Bandung memang terkenal selain karena kotanya yang sejuk, banyak perguruan tinggi, dan banyak juga Factory Outlet(FO)-nya.
FO di jalan DagoGlamour FO, DagoGlamour FO, Dago

Ada juga bangunan aneh seperti yang di bawah ini......
Gereja Setan??

09 November 2004

Trip To Lampung

Pergi dengan Jekih aka Wendy kali ini menuju Lampung, Sumatera Bagian Selatan. Berdasarkan info dari internet mengenai suatu resort di Lampung (Laguna Helau), maka Wendy memilih tempat ini untuk berlibur.

Sebagai adik yang baik dan kebetulan lagi ada waktu, maka perjalanan pun dimulai pada hari Selasa 19 Oktober 2004, jam 09.00 menuju Merak. Peserta kali ini adalah: Wendy, Huub, Iin dan saya sendiri sebagai sopir ;-(
Perjalanan pagi itu tidak terlalu padat mengingat arah yang dituju adalah keluar Jakarta. Sampai di pelabuhan penyeberangan Merak sekitar jam 10.30an dan langsung masuk ke kapal Ferry.

Pemandangan dari atas Kapal FerryPelabuhan Bakaheuni LampungSalah satu kapal Ferry
Penyeberangan antara Merak - Bakaheuni Lampung memakan waktu 2,5 jam lebih jika dihitung saat mobil naik kapal sampai mobil turun. Untuk selama penyeberangan tersebut, saya tidak mabuk laut (maklum, gak tahan sama yang naik kapal goyang). Sementara saya & Iin istirahat di dalam mobil, Wendy dan Huub berjalan-jalan di atas kapal. Bahkan si Huub sempat pula ngopi CNI Ginseng Coffee seharga Rp. 7,000 per gelas. Murah... murah....

Keluar dari Bakaheuni menunjukan pukul 2 siang. Langsung kami mencari tempat yang dituju. Menurut info, perjalanan antara Bakaheuni - Laguna Helau hanya 30 menit. Setelah sekitar 30 menitan, kami sampai pada daerah yang bernama Kalianda. Wah, sebentar lagi nih sampai, pikirku.
Namun mencari papan nama hotel tersebut sangatlah sulit. Setelah bertanya ke sana ke sini, barulah ketemu hotel yang dimaksud, dannnn..........

Laguna Helau ResortVilla yg kami tempatiLaut depan villaLaguna Helau Resort
Kondisi hotel sungguh berbeda dengan gambar yang di website (memang sih WYSIWYG masih belum berlaku di Indonesia, hehe...). Harga villa Rp. 300 ribu per malam, tanpa AC, kaca pada kotor, dinding kamar terbuat dari kayu-2 yang banyak bolongnya, air untuk mandi & cuci piring adalah air laut (kebayang kan kalau mandi/cuci perabot pake air laut???).

Istri (Iin), langsung pusing.... Maklumlah, Iin ini orangnya resik. Saya sih kecewa juga, soalnya gak ada AC adanya kipas angin ceiling yang karatan. Namun apa boleh baut, si Jekih tetap semangat soalnya viewnya itu lho.....

Sunset di depan villaSunset depan villaView depan villaView depan villa

Selain itu saya juga ketemu sama seorang Petapa lho.....Mbah Jekih?

08 November 2004

Singapore what?

Jauh - jauh, sebelum event pulkam-nya Wendy, kita di rumah udah sibuk cari hotel & tiket untuk rendevous di Singapore. Akhirnya setelah sibuk cari info sana-sini, disepakati hotel tempat kami menginap adalah Hotel Furama dekat Chinatown. Alasannya, adalah karena hotel ini harga kamarnya relatif terjangkau dan dekat dengan MRT Station.

Ke Singapore selama 4 hari 3 malam, rasanya kurang puas. Pengennya sih 1 - 2 minggu biar puas. Cuman, yang namanya kaki itu, susah untuk kompromi.... Kebiasaan di Indo bawa mobil sendiri, kali ini harus naik angkutan umum (walau sangat nyaman) tetap aja kaki pegel banget jadinya..... ;-)

Satu hal yang cukup mengganggu (bagi saya pribadi) di Singapore adalah sikap orang2 Singapore yang tidak ramah, apalagi kalau tampang Cina tapi ngomong Inggris. Nah...., nikmati deh..... Hari pertama sampai, dengan modal senyum dan bahasa Inggris yang terbata-bata, saya memesan makanan di Chinatown. Murah sih, hanya S$2-5. Namun, ya itu... karena saya gak bisa Mandarin/Hokkien, tapi punya tampang Mandarin cuman ngomongnya Inggris. Gak ada senyum sama sekali, walaupun saya berusaha senyum, ngomong ma kasih, dll. Malah ada satu tempat yang 'ngusir' secara halus karena saya tungguin bokap yang beli minum. DAAAAASSSSSSAAAARRRRRR!!!!!

That's it!! Enough for me this Sing-ttitude. I tried to be Singaporean, but what? Useless....... Perhaps it's only me who was too sensitive?? Dunno??

Kopdar Bareng Jekih aka Wendy

Yang namanya perubahan itu memang susah.... Walaupun ketemu sama Wendy hanya setahun sekali, tapi tetap saja dia nggak berubah banyak. Walaupun tinggal di negeri orang, mental 'indo'-nya masih erat menempel.

Jekih yang suka jalan - jalan (ke Singapore, Lampung, Pelabuhan Ratu & Bandung)
Jekih yang suka jajan (tukang pempek di atas ferry Merak - Bakaheuni)
Jekih yang malas belanja (perginya hanya ke Taman Anggrek Mall doang, mau ke Mangga Dua gak sempet karena males)
Dan sifat Jekih yang lain (mengendus, menggonggong, jarang mandi, hahaha)

NB: Cerita perjalanan menyusul yah.....
Google